MAKALAH
AGAMA HINDU
“Sad Ripu”
O L E H :
Nama : Arjun Dwipayana
Kelas : XI.MIPA.4
SMA
NEGERI 1 LADONGI
TAHUN
PELAJARAN 2017/2019
KATA
PENGANTAR
“Om
Swastyastu”
Puja dan puji syukur saya
panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa, karena atas berkat rahmatnyalah
kami dapat menyelesaikan makalah ini
yang berjudul “Sad Ripu” selesai tepat pada waktunya.
Tentu saja dalam penyelesaian
makalah ini saya selaku penulis tidak
lupa mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak yang telah membantu saya
sehingga makalah ini dapat kami
selesaikan tepat pada waktunya.
Saya menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna, maka dari itu
saya mohon saran dan kritik dari pembaca demi menyempurnakan makalah ini di kemudian hari.Saya berharap
makalah yang saya tulis ini bisa
menambah pengetahuan dan pemahaan tentang Sad Ripu tersebut. Sehingga bisa
menjadi cerminan diri untuk menjai lebih baik.Tiada Gading Yang Tak Retak, saya
mohon maaf bila ada kesalahan dalam penulisan makalah ini. Atas kritik dan sarannya saya ucapkan
terima kasih.
“Om
Shantih, Shantih, Shantih Om”
Ladongi, Oktober 2017
Penulis
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR ........................................................................... i
DAFTAR
ISI.................................................................................... ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang .............................................................. 1
1.2
Rumusan Masalah .......................................................... 1
1.3
Tujuan .......................................................................... 1
1.4
Manfaat ........................................................................ 1
BAB
II PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Sad Ripu........................................................ 2
2.2
Contoh Perilaku Sad
Ripu................................................. 3
BAB
III PENUTUP
3.1
Kesimpulan.................................................................... 5
3.2
Saran............................................................................ 5
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Sad Ripu atau enam musuh manusia. Sikap Sad Ripu ini banyak terdapat
pada sifat setiap manusia. Setiap manusia memiliki sifat dan watak yang berbeda
- beda oleh sebab itu dari setiap sifat dan watak tersebut manusia memiliki
sifat Sad Ripu yang melekat pada diri mereka sendiri. Sad Ripu merupakan musuh
yang sudah ada sejak manusia dilahirkan turun kedunia ini. Berbagai macam sifat
yang mereka miliki memiliki arti yang berbeda-beda.
Sad Ripu berasal dari kata sad yang berarti enam dan ripu yang berarti
musuh. Jadi Sad Ripu berarti enam musuh. Musuh yang dimaksud adalah musuh yang
berasal atau bersumber dari dalam diri sendiri. Sesungguhnya Sad Ripu tersebut
bibitnya telah terbawa bersamaan dengan karma wesana sejak kelahiran. Demikian
juga dengan Sad Ripu akan selalu muncul akibat perpaduan dari Tri Guna,
terutama antara sifat rajas dan tamas, Hal ini pun akibat dari rangsangan benda
- benda dan pengaruh lingkungan pengendaliannya.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan yang ada, yaitu:
1.
Apakah yang dimaksud dengan Sad
Ripu?
2.
Apa sajakah contoh perilaku Sad
Ripu di lingkungan masyarakat?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah yang berjudul Sad Ripu ini adalah:
1.
Untuk memmahami pengertian Sad
Ripu.
2.
Untuk mengetahui contoh
perilaku Sad Ripu di lingkungan masyarakat.
1.4 Manfaat
1.
Manfaat Praktis
Menambah wawasan dan pengetahuan
tentang pelajaran darma atau kebaikan khusunya, tentang Sad Ripu, dampak, dan
cara mengendalikannya
2.
Manfaat Empiris
Memberi masukan dan
pengetahuan kepada masyarakat tentang dampak Sad Ripu dan cara mengendalikan
Sad Ripu, khusunya bagi masyarakat yang
kurang memahami.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Sad Ripu
Sad ripu berasal dari bahasa Sansekerta, dari kata sad yang berarti enam dan ripu yang berarti
musuh. Jadi secara harfiah, Sad Ripu
berarti enam musuh . Musuh yang dimaksud adalah musuh yang berasal atau
bersumber dari dalam diri manusia sendiri.
Enam musuh pada setiap orang dapat memengaruhi perilaku seseorang dalam
kehidupannya. Sebagaimana tercantum dalam kekawin Ramayana, Bab I (Wirama
Sronca), bait 4 sebagai berikut :
“Ragadi musuh mepareng
Rihati ya tongwanya tan madoh riawak
Yeka tan hana ri sira
Prawira wihikan sireng niti”
Artinya :
Keinginan (kama) dan semua jenis musuh yang
terdekat yang ada di dalam hati (Pikiran) tempatnya tidak jauh dari badan
sendiri. Yang semacam itu tidak ada dalam diri beliau (Dasarata) sifat ksatria
yang dimilikinya,serta pintar dalam menjalankan pemerintahan.
Musuh – musuh yang terdapat dalam diri manusia sangatlah berbahaya jika
dipupuk, dan dipelihara. Enam musuh manusia itu adalah sebagai berikut:
1.
Kama
Kama adalah
keinginan atau hawa nafsu yang dimiliki oleh manusia. Setiap manusia memiliki
keinginan. Keinginan dapat bersifat positif dan negatif. Keinginan yang
sifatnya positif dapat menumbuhkan orang-orang yang kreatif, inovatif, dan
selalu melakukan perbuatan yang baik.
2.
Lobha
Lobha berasal
dari kata lubh yang berarti tamak, rakus. Rakus merupakan sifat senang yang
berlebihan dan tidak terkendali, sifat yang selalu ingin dipuaskan, sifat yang
ingin mementingkan diri sendiri. Sifat-sifat seperti ini dimiliki oleh setiap
orang, apabila kemunculan sifat ini tidak dikendalikan dengan pengetahuan
dharma, tidak memiliki rasa welas asih, tatwam asi, dan satya, maka lobha
seperti ini akan menjadi musuh. Ia akan mendatangkan rasa benci, rasa cemburu,
rasa dendam, sehingga menimbulkan rasa gelisah, kurang aman, dan was-was.
3. Krodha
Krodha artinya
marah. Orang yang dipengaruhi kemarahan dapat menjadi sumber dari penderitaan
orang dan kesengsaraan. Krodha muncul
diawali oleh ketidakpuasan, rasa kecewa, rasa dendam, dan rasa terhina. Krodha
sangat mempengaruhi konsentrasi, rasa kesadaran, dan merusak keseimbangan serta
kesucian bathin. Krodha yang tidak terkendali dapat memacu denyut jantung,
merusak kerja syaraf sehingga sulitr berpikir tenang dan rasional, membuat
syaraf tegang.
4. Moha
Moha adalah
sifat bingung yang dapat menyebabkan pikiran menjadi gelap. Hal ini akan
menyebabkan orang tersebut tidak mampu membedakan mana yang baik dan mana yang
buruk.
5. Mada
Mada adalah
mabuk. Orang mabuk pikirannya tidak berfungsi secara baik. Akibatnya, timbullah
sifat–sifat angkuh, sombong, takabur dan mengucapkan kata–kata yang menyakitkan
hati orang lain. Contoh mada ialah mabuk kekayaan, mabuk karena ketampanan.
Mabuk juga dapat ditimbulkan karena minum-minuman keras.
6. Matsarya
Matsarya artinya
sifat iri hati dan dengki. Iri hati, cemburu, seringkali muncul akibat dari
kekecewaan, ketidakpuasan, ketidakadilan, dan kegagalan dalam menghadapi suatu
peristiwa. Di satu pihak ada yang berhasil dengan mudah, sedangkan di pihak
lain mengalami kegagalan dan hambatan. Sehingga pihak yang gagal merasa kecewa.
Kegagalan yang diakibatkan oleh ketidakadilan akan menimbulkan perasaan iri
hati.
2.2
Contoh Perilaku Sad Ripu
Perilaku Sad Ripu
dalam diri jika dipupuk denngan sifat negatif akan menjadi musuh, sedangkan
jika dipupuk dengan sifat positif, akan menjadi perilaku baik.
1. Contoh Kama
a.
Positif : Berkeinginan membantu
orang yang tidak mampu, berkeinginan berbagi dengan orang lain, berkeinginan
mengajari adik hal – hal positif, dan berkeinginan menjalin persaudaraan dengan
orang lain.
b.
Negatif : Berkeinginan memiliki
barang orang lain, menginginkan sesuatu di luar kemampuan sendiri, berkeinginan
menyakiti teman, berkeinginan merusak barang milik orang lain, dan berkeinginan
menyakiti binatang dan tumbuhan.
2. Contoh Lobha
a.
Positif : Bekerja keras untuk
mendapatkan penghasilan yang banyak dengan jalan yang benar, rajin belajar guna
mendapatkan ilmu pengetahuan, dan rajin
memberikan sumbangan pada orang lain
yang membutuhkan.
b.
Negatif : Mengambil hak orang
lain, mengambil bagian dari milik
saudara, makan makanan yang berlebihan,
dan melakukan pemerasan terhadap orang lain.
3. Contoh Krodha
a.
Positif : Marah kepada bawahan
yang salah, marah kepada peserta didik yang tidak sopan, marah kepada orang
yang berperilaku negatif di sekitar kita, dan marah kepada keluarga yang salah
dalam berperilaku.
b.
Negatif : Suka menghina orang
tanpa alasan, suka mengeluarkan kata – kata yang tidak pantas pada orang lain,
suka menantang orang untuk berkelahi, suka mencemooh, suka berbicara kasar pada
orang lain, dan suka mengejek orang lain.
4. Contoh
Mada
a.
Positif : Minum minuman yang
secukupnya untuk kesehatan, mabuk akan ilmu pengetahuan, dan mabuk akan ajaran
agama.
b.
Negatif : Suka minum
minuman keras, suka berjudi, suka
menganggap diri ganteng, suka tergila – gila pada uang, dan suka menyombongkan
kepintaran.
5. Contoh Moha
a.
Positif : Bingung dalam
memecahkan masalah yang dihadapi sesuai ajaran agama, bingung dalam meningkatkan bhakti kepada Sang Hyang
Widhi Wasa, dan bingung mencari solusi untuk meningkatkan semangat belajar.
b.
Negatif : Suka berdiam diri,
suka berbicara sendiri karena kehilangan orang disayanginya, suka
mengambil keputusan yang keliru, suka
tidak percaya diri, suka melihat sekeliling
dengan tatapan kosong.
6. Contoh
Matsarya
a.
Positif : Iri terhadap nilai
teman yang bagus, kemudian memacu untuk
rajin belajar; iri terhadap teman yang rajin; iri terhadap kesuksesan teman.
b.
Negatif : Suka membicarakan
orang lain, sering mencibir orang, suka memfitnah orang lain, merasa tersaingi
jika tetangga memiliki sesuatu yang baru, merasa malu jika dikalahkan oleh orang lain, dan membicarakan orang lain
lebih jelek dari dirinya.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari uaraian – uraian di atas
maka dapat ditarik kesimpulan seperti berikut:
1.
Sad Ripu berarti enam musuh .
Musuh yang dimaksud adalah musuh yang berasal atau bersumber dari dalam diri
manusia sendiri. Bagian – bagian dari Sad Ripu, yaitu: Kama,Lobha, Krodha,
Moha, Mada, dan Matsarya.
2.
Perilaku Sad Ripu dalam diri
jika dipupuk dengan sifat negatif akan menjadi musuh, sedangkan jika dipupuk
dengan sifat positif akan menjadi perilaku baik.
3.
Musuh yang terdapat dalam diri
dapat membawa dampak yang tidak baik dalam kehidupan. Sebagai makhluk sosial,
manusia membutuhkan orang – orang disekitarnya. Jika musuh yang terdapat dalam
diri tidak mampu dikendalikan, hal itu dapat menimbulkan dampak yang negatif, salah satunya adalah menndapat hukuman
penjara karena melakukan tindakan kriminal.
4.
Sad Ripu dapat berakibat buruk,
berbahaya bagi keselamatan, ketenangan, ketentraman, kesehatan, kebahagiaan,
dan kecerdasan. Umat Hindu memiliki cara tersendiri untuk mengatasi Sad Ripu,
diantaranya melakukan upacara Manusa Yadnya, yaitu potong gigi ( Mepandes )
3.2 Saran
Adapun saran
yang dapat diberikan adalah:
1.
Kepada para pelajar diharapakan
agar lebih memahami tentang Sad Ripu agar dapat membertahukan kepada masyarakat
luas dengan benar ( mampu memberikan Dharma Wacana )
2.
Kepada masyarakat khusunya umat
beragama Hindu diharapkan agar berusaha untuk mengendalikan sifat – sifat Sad
Ripu ini sesuai dengan ajaran agama.
DAFTAR PUSTAKA
http://kesenianremaja.blogspot.co.id/2016/01/makalah-sad-ripu.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar